Kamis, 09 Oktober 2014

Peran iman dalam Pertumbuhan gereja

A.                PENGERTIAN IMAN DAN GEREJA
1.         Pengertian Iman
Iman adalah percaya. Iman adalah karunia Allah, yang dikerjakan di dalam hati oleh Roh Kudus, yang menghidupkan dan memandu semua kemampuan kita menuju satu tujuan. Kita harus berdoa untuk memiliki iman, dan supaya iman kita bertumbuh. Iman kita juga akan diperkuat dengan selalu mengingat janji-janji Kristus yang berulangkali diucapkan bahwa doa-doa kita kepada Bapa, dalam nama-Nya, pasti akan dijawab kalau kita memintanya dengan iman, dan percaya sewaktu kita memintanya. pada Matius 7:7; Lukas 11:9; Yohanes 14:13, 15, 16; Yakobus 4:2; I Yohanes 3:22, 5:14; Lukas 11:10. Iman didefinisikan sebagai "dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" (Ibr. 11:1); iman adalah pekerjaan jiwa yang dengannya kita merasa pasti akan keberadaan dan kebenaran dari sesuatu yang tidak ada di depan kita, atau tidak tampak.bagi indera manusia. Setiap orang menilai iman secara berbeda, yang akan dirasanya sukar bahkan tidak mungkin untuk menunjukkannya dengan cara-cara yang tampak. Ini merupakan hal mempraktikan iman - latihan sukarela - yang memampukan kita untuk bertambah dalam mempercayai kebenaran-kebenaran besar yang Allah berkenan nyatakan. Paulus menyatakan "sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat" (II Kor. 5:7). Yesus sendiri berfirman (Yoh. 20:29), "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya". Dengan demikian,
sementara mempercayai apa yang kita lihat dan pahami akan mendatangkan manfaat, percaya pada apa yang tidak terlihat dan hanya dipahami secara samar-samar mendatangkan manfaat yang lebih besar. Ada banyak hal di alam semesta ini yang kita percayai, tanpa harus kita pahami sepenuhnya; kita percaya karena kita mendapatkan buktinya dari orang lain, meskipun bukan dari panca indera kita sendiri. Iman yang begitu saja percaya pada apa yang bisa ia lihat, pahami, jelaskan dan tunjukkan sama sekali bukan iman. "Tidak seorang pun melihat Allah", akan tetapi semua orang percaya kepada Allah. Hal-hal dalam dunia rohani tidak dapat ditunjukkan melalui perantara-perantara materiil, melainkan hanya bisa melalui perantara-perantara rohani. Menggunakan iman akan meningkatkan kerohanian kita, memampukan kita memahami berbagai hal yang tanpa latihan semacam ini tidak akan terpahami. Paulus mengatakan bagi orang Yunani terpelajar yang skeptis Injil adalah "kebodohan". Kebanggaan akan kepandaian adalah salah satu penghalang terbesar terhadap pertumbuhan rohani. Tetepi Jangan salah mengerti. Bukan iman yang menyelamatkan kita. Yang menyelamatkan kita adalah objek iman, yaitu Yesus Kristus. Iman hanyalah sarana, penghubung atau syarat memperoleh anugrah keselamatan dari Kristus. Yesus Kristus harus menjadi objek iman itu sendiri, barulah iman tersebut membawa kepada keselamatan.
2.         Gereja
2.1.       Pengertian Gereja
Ketika para rasul dan penulis lain yang diilhami menuliskan Alkitab Perjanjian Baru, mereka menuliskannya dalam bahasa Yunani Koine, yang merupakan bahasa yang digunakan oleh orang yang berbahasa Yunani sejak zaman Alexander Agung sampai kira-kira tahun 500 AD. Kata “gereja” yang dalam bahasa Inggrisnya “church” diambil dari bahasa Yunani “EKKLESIA” yang berarti “dipanggil keluar.” Kata ekklesia merupakan gabungan dari kata depan “ek” yang berarti keluar (out) dan kata kerja “kaleo” (klesia) yang berarti dipanggil (called). Secara khusus kata ini digunakan untuk menggambarkan kelompok orang yang dipanggil keluar untuk tujuan yang khusus dan pasti. Dalam Perjanjian Baru, kita menemukan bahwa gereja itu adalah orang yang dipanggil keluar dari dunia (Kolose 1:13; 2 Korintus 6:17,18). Tujuan khusus dari gereja itu adalah untuk memuliakan Bapa yang di surga.
Dalam Alkitab kata “gereja” digunakan dalam tiga cara:
a)    Secara Universal
Matius 16:18, ketika menjanjikan ini Yesus tidak secara lokal/khusus baik dalam tempat ataupun waktu. Dia berjanji untuk membangun gereja yang universal yang akan menjangkau semua bangsa, etnik, ras, kultur yang beraneka ragam, dan pada semua situasi.
b)   Secara Lokal (Jemaat lokal)
Yaitu suatu perkumpulan/kelompok orang yang bertemu dalam sebuah tempat/lokasi secara khusus. Dalam beberapa tulisan Paulus dalam Perjanjian Baru adalah merupakan surat kiriman kepada beberapa jemaat lokal. Contohnya antara lain: jemaat yang ada di Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, Tesalonika. Berea, Tiatira, dll.

c)    Sebagai sebuah Perhimpunan
Dalam hal ini adalah perhimpunan dari individu-individu untuk suatu tujuan. Contohnya adalah 1 Korintus 11:18

Jadi bisa disimpulkan bahwa istilah “Gereja” dipakai untuk menggambarkan gereja yang universal, lokal, perhimpunan.
2.2.       Gambaran rohani untuk gereja
2.2.1. Gereja itu disebut kerajaan (kingdom)
Hal ini menunjukkan sifat pemerintahan dalam gereja itu.Pemerintahan gereja itu bersifat monarkhi absolut maksudnya hanya ada satu raja yaitu Kristus (Matius 28:28). Suatu kerajaan adalah resmi bila ada raja, rakyat, hukum, terirory, hukuman bagi yang melanggar dan berkat bagi yang taat. Kekuasaan Yesus sebagai raja adalah absolut. Tidak ada raja yang memerintah sebelum atau sejak Dia memiliki kuasa itu. Kalau raja dunia memiliki kekuasaan di dunia, maka Kristus memiliki kekuasaan di dunia dan surga. Orang Kristen adalah warga kerajaan Kristus, sebab hanya orang selamatlah yang berhak menjadi warga kerajaan tersebut. Kekuasaan Kristus dalam kerajaanNya adalah kekal. Tidak ada yang menggantikanNya, sampai datang untuk menyerahkan kerajaan itu kapada Bapa (1 Korintus 15:21-26).
2.2.2. Gereja itu disebut gereja Allah
Hal ini tentunya berhubungan dengan hubungan satu sama lain dalam kerajan itu.
Kutipan bait lagu yang ditulis Lanny Wolfe demikian:
“Kita semua adalah bagian dari keluarga Allah,
yang telah dilahirkan kembali,
bagian dari keluarga yang kasihnya tiada berakhir
karena Yesus telah menyelamatkan dan menjadikan kita milikNya.
Sekarang kita adalah bagian dari keluarga,
yang sedang dalam perjalanan....
 
Untuk menjadi keluarga jasmani, kita dilahirkan dengan kelahiran alamiah, maka untuk menjadi keluarga rohani, kita dilahirkan dengan air dan Roh yaitu dengan baptisan yang seturut dengan Firman Allah (Yohanes 3:3). Kita dilahirkan dengan pemberitaan injil yang memperanakkan kita (2 Tesalonika 2:4). Gereja itu disebut keluarga Allah, menunjukkan hubungan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Kita tidak merasa asing antara satu dengan yang lain. Dalam keluarga, kita merasa terbebas dari tekanan.
2.2.3. Gereja itu disebut Tubuh
Hal ini menekankan hubungan di antara anggota tubuh kita (Roma 12:4, 5; 1 Korintus 12:12).Tubuh itu memiliki satu kepada dan Ia adalah Kristus. Rasul Paulus tujuh kali menuliskan kata satu tubuh dalam surat kirimannya. Satu fakta mendasar dari gereja sebagai tubuh adalah dimana tubuh itu hanya bisa digerakkan dan diarahkan oleh kepala. Kristus sebagai Kepala gereja adalah satu-satunya yang berhak untuk mengarahkan gereja tersebut. Dalam tubuh itu juga dibutuhkan kerja-sama sesama anggota agar semuanya bisa menjalankan fungsi masing-masing. Dan tentu tidak akan ada satupun diantara anggota bisa berfungsi tanpa kepala.
2.2.4. Gereja itu disebut rumah Allah
(1 Korintus 3:16). Hal ini mengindikasikan kesucian dari gereja. Allah yang Maha Suci bertahta dalam tempat yang suci. Gereja sebagai rumah Allah haruslah suci (Mazmur 119:11). Firman Allah akan menjaga dan memelihara kesucian rumah Allah. Dalam Perjanjian Lama, Allah telah menentukan imam-imam Lewi untuk melayani di rumahNya dan saat ini tentunya semua orang Kristen adalah imam yang berhak melayani Allah dalam rumah Allah.
2.2.5. Gereja itu disebut sebagai tiang penopang kebenaran
 “Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Timotius 3:15). Adalah tanggung jawab kita untuk memberitakan dan mempertahankan kebenaran, namun sangat disayangkan justru dari kalangan gereja itu sendirilah yang telah banyak menghancurkan kebenaran dengan mempraktekkan dan mengajarkan kepalsuan. Rasul Paulus sebelumnya sudah memperingatkan hal ini kepada penatua-penatua jemaat di Efesus, “Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu” (Kisah Rasul 20:2).
B.                PERTUMBUHAN IMAN DAN GEREJA
1.         Pertumbuhan Iman
Pertumbuhan rohani ada proses menjadi makin serupa dengan Yesus Kristus. Ketika kita menempatkan iman kita kepada Yesus, Roh Kudus memulai proses menjadikan kita makin serupa dengan Yesus, menjadikan kita sama dengan gambarNya. Pertumbuhan rohani barangkali diuraikan dengan paling jelas dalam 2 Petrus 1:3-8 yang memberitahukan kita bahwa dengan kuasa Allah Dia “telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.”

Dalam Galatia 5:19-23 ada dua macam daftar. Galatia 5:19-21 mencatat “perbuatan daging.” Hal-hal ini adalah hal-hal yang merupakan kehidupan kita sebelum kita percaya Yesus untuk keselamatan kita. Perbuatan-perbuatan kedagingan adalah kegiatan-kegiatan yang kita akui, sesali dan dengan pertolongan Tuhan kita kalahkan. Saat kita mengalami pertumbuhan rohani, makin sedikit “perbuatan-perbuatan kedagingan” yang nyata dalam hidup kita.
Daftar kedua adalah “buah Roh” (Galatia 5:22-33). Ini adalah hal-hal yang merupakan kehidupan kita setelah kita mengalami keselamatan di dalam Yesus Kristus. Pertumbuhan rohani dinyatakan dengan makin nyatanya buah Roh dalam kehidupan orang percaya.

Ketika terjadi perubahan hidup karena diselamatkan, pertumbuhan rohani dimulai. Roh Kudus berdiam di dalam kita (Yohanes 14:16-17). Kita adalah ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17). pribadilama kita digantikan dengan yang baru (Roma 6-7). Pertumbuhan rohani adalah proses seumur hidup yang terjadi melalui mempelajari dan menerapkan Firman Tuhan (2 Timotius 3:16-17), dan berjalan dengan Roh (Galatia 5:16-26). Untuk bertumbuh secara rohani, kita dapat berdoa kepada Tuhan, minta Dia memberi hikmat untuk bagian-bagian apa dalam hidup kita yang Dia ingin kita bertumbuh. Kita dapat memohon kepada Tuhan untuk menolong kita meningkatkan iman dan pengetahuan kita akan Dia. Tuhan menghendaki kita untuk bertumbuh secara rohani. Tuhan telah memberi kita segala yang kita butuhkan untuk mengalami pertumbuhan rohani. Dengan pertolongan Roh Kudus kita dapat mengalahkan dosa dan dengan pasti makin menjadi serupa dengan Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus.
2.         Pertumbuhan Gereja
Sebagaimana kehidupan tanaman memerlukan pertumbuhan secara alami, maka gereja pun memerlukan pertumbuhan yang berlangsung secara sehat dan alamiah. Suatu tumbuhan dapat bertumbuh dengan baik bila terdapat ketersediaan media dan sari makanan yang cukup. Demikian pula gereja dapat bertumbuh dengan baik bila kehidupan orang-orang percaya di dalamnya memiliki kehidupan dan memaknai dan meyakini kebenaran firman Allah sebagai makanan rohani bagi pertumbuhan tersebut. Sehingga dengan demikian pertumbuhan gereja tidak dapat didasarkan pada karya tangan manusia. Megahnya sebuah gedung ibadah, peralatan musik, dan meriahnya suasana perkumpulan bukan sebuah indicator utama dalam sebuah pertumbuhan gereja local.
Hal tersebut dilihat secara obyektif bahwa ada orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan, mereka berada di tempat yang sunyi dan besembunyi di balik batu-batu untuk beribadah. Mereka memiliki iman yang tidak kalah dengan orang-orang di perkotaan yang sering kali nyaman dengan kehidupan gereja yang melimpah dalam hal fasilitas. Dalam pertumbuhan gereja yang sehat tidak pula ditentukan dari banyaknya orang dan ramainya orang berkumpul dalam suatu peribadatan yang berlangsung di hari Minggu atau tengah minggu.
Dengan demikian sebaiknya orang Kristen melihat lebih dalam lagi untuk lebih memahami tentang arti pertumbuhan yang sesungguhnya. Keseimbangan antara kualitas dan kuantitas tentu sangatlah penting, Kulaitas iman yang baik dari perkumpulan orang percaya harus dapat menarik banyak orang datang kepada Allah. Namun sebuah realitas yang baru harus dipahami bahwa gereja yang bertumbuh harus pula dapat mengembangkan pos-pos pelayanan yang pada akhirnya didewasakan dan terus berkembang. Jadi gereja yang bertumbuh harus dapat menyebar. Hal ini tentu sangat Alkitabiah sekali bila berpijak dari Amanat Agung Tuhan Yesus dalam kitab Matius 28:19,20. Kisah Rasul 1:8.
C.                HUBUNGAN IMAN DAN GEREJA
Gereja untuk menumbuhkan iman ( kepercayaan ) terhadap jemaatnya kepada tuhan yesus kristus. Allah telah memberikan kita iman dan dengan gereja sebagai salah satu perantara pertumbuhan iman kita, pengaruh iman kita terhadap gereja dapat membuat gereja menjadi bertumbuh dan juga sebaliknya. gereja perantara membuat para jemaat  dapat saling menguatkan , mengingatkan akan janji-janji Allah, mengasihi, menolong serta memberi informasi tentang ajaran Tuhan Yesus Kristus kepada jemaat maupun orang lain yang belum mengetahuinya. Dan selain dari hal itu para jemaat juga dapat memuji dan menyembah Allah. maka dari itu iman para jemaat serta gereja akan saling bertumbuh.
D.                KESIMPULAN
Setiap iman yang dimiliki para jemaat gereja, sangatlah berpengarauh terhadap pertumbuhan gereja itu sendiri, hal ini karena jemaat gereja adalah orang yang membangun gereja itu sendiri dan mengembangkan gereja tersebut. Jika suatu gereja memiliki jemaat yang salah hal ini dapat menyebabkan rusaknya fungsi dari kegunaan gereja tersebut.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar