Review Jurnal
Judul
: Pembuatan Inverter
untuk Air conditioner
Jurnal
: Teknik Elektro
Volume
& Halaman : Vol. 5 No.2
Tahun
: 2013
Penulis
: Ibnu Syukron
(Mahasiswa Jurusan Teknik elektro
Universitas Gunadarma)
Abstrak
Air conditioner memerlukan tegangan
input ac maka di butuhkan rangkaian inverter converter pengubah DC ke AC. Daya
yang di butuhkan pada air conditioner adalah sebesar 350 watt. Dalam rangkaian
inverter ini hanya mampu menghasilkan output daya 300 watt. Dalam perinsinya
rangkaian inverter ini bekerja sebagai inverter 1 fasa dengan mengunkan
multivibrator astabil berbentuk gelombang kotak output menggunakan IC CD4047BC
dan MOSFET IRZ44N sebagai pensaklar serta input DC dari batrai aki.
1.
Pendahuluan
Penggunan
energy listrik dalam kehidupan semakin meningkat. Peningkatan tersebut akibat
kebutuan primer dan sekunder dalam aktifitas manusia baik rumah tangga, usaha
industry dan hal lain yang membutuhkan listrik. Salah satu dari alat dari
kebutuhan tersebut adalah air conditioner atau biasa dikenal AC.di daerah tropis
ac merupakan kebutuuhan penting bagi manusia .
Dalam
penggunaan air conditioner daya listrik yang di gunakan cukup besar.hal
tersebut menjadi masalah penting mengingat penggunaan energy listrik semakin
meningkat.maka untuk megatasi masalah tersebut diperlukan cara yang dapat
menguragi rugi daya listrik pada penggunaan air conditioner salah satunya
adalah dengan menggunakan inverter.
2.
Pembahasan
A. Dasar
inverter
inverter
atau converter dc ke ac adalah alat pengubah tegangan searah menjadi tegangan
bolak-balik serta dapat diatur besar frekuensinya. Inverter terdiri dari 2
rangkaian penting yaitu rangkaian converter dan rangkaian inverter. Pada
rangkaian coverter daya komerisal di ubah menjadi dc serta menghilangkan rippel dan di teruskan ke rangkaian inverter yang
bertugas mengubah tegangan dc menjadi ac yang frekuensinya dapat di ubah.
Gambar
1. Prinsipkerja inverter 1 fasa
Pada
gambar 1 merupakan inverter 1 fasa degan 4 sistem pensaklar banyak digunakan
dalam pengaturan perangkat daya tinggi, tegangan output inverter jembatan penuh
dua kali lipat dari inverter setengah jembatan.
Prinsip
kerjanya adalah mengubah arah arus pada beban melalui titik A dan B . pada
siklus pertama arah arus megalir dari titik A ke B. dan pada siklus kedua arah
arus megalir dari titik B ke A. hal tersebut terjadi karena perubahan kondisi
saklar secara bergantian dalam frekuensi yang di tentukan. seperti pada siklus
pertama saklar yang ON (saklar tertutup) adalah S1 dan S4, Sedangkan S2 dan S3
OFF(saklar terbuka) sehingga arus mengalir
dari titik A ke titik B. begitupun sebaliknya jika S1 dan S4 OFF sedangkan S2
dan S3 ON maka arys mengalir dari titik B ke A. sehingga akan membentuk
gelombang berikut.
Gambar
2 gelombang tegangan AC
B. Multivibrator
Multivibrator
pada inverter berfungsi sebagai rangkaian penyulut pada komponen pensaklar
seperti transistor, mosffet dan komponen lainya. Multivibrator digolongkan
dalam tiga kategori utama yaitu multivibrator bistabil, multivibrator
monostabil, dan multivibrator astabil.
1) Multivibrator
astabil.
Rangkaian
Astabil atau biasa disebut dengan relaxation
oscillator merupakan salah satu jenis multivibrator yang berguncang bebas (free running) dan tersulut (triggering). Pada rangkaian astabil
waktu aktif dari setiap komponen penguat bergantung pada waktu pengisian dan
pengosongan kapasitor pada rangkaian. Pembuatan rangkaian Astabil dapat
mengunakan Transistor, Thyrristor, UJT atau dengan IC 555. Gambar berikut
merupakan multivibrator dengan transistor.
Gambar
3 Rangkaian multivibrator astabil
Output
pada multivibrator dengan transistor tersebut berbentuk gelombang pulsa yang
frekuensinya tegantung dari nilai resistor dan kapasitor yang di gunakan.
2) IC
Multivibrator
IC
(integrated Circuit) terdiri dari gabungan diode, resistor, kapasitor dan
transistor. terbuat dari bahan semikonduktor yang tergabung dalam bentuk chip.
Pada inverter ini mengunakan IC CD4047BC yang memiliki keunggulan seperti,
konsumsi daya yang rendah, dapat digunakan dalam dua mode yaitu monostabil (one
shoot) dan astabil (free-running), IC dapat membangkitkan dua gelombang kotak
dengan daya rendah dan dalam mode astabil mempunyai frekuensi keluaran yang
baik serta cukup stabil. serta hanya menggunakan dua buah komponen luar R dan
C, sehingga lebih praktis. Bentuk susunan pin IC CD4047BC dapat di lihat
seperti berikut:
Gambar
4 susunan PI IC CD4047BC
Diagram
Blok pada IC CD4047BC adalah sebagai berikut:
Gambar
5 Blok diagram IC D4047BC
Untuk
penjelasanya dapat di lihat pada table 1.
TABEL
1
Fungsi
pin IC CD4047BC
Dari
table tersebut maka persamaan untuk mencari frekuensi gelombang keluarannya
adalah kebalikan dari priode seperti persamman berikut:
F=
1/T
Dengan
T= priode(dt) dan F= Frekuensi (Hz)
Selain
menggunakan IC CD4047BC dapat juga menggunakan IC AN7810 yang merupakan IC
regulator tegangan yang menurunkan dari 6v-12v menjadi 5v dengan cara memotong
tegangan tersebut menjdi gelombang pulsa. Bentuk fisik IC AN7810 adalah seperti
berikut:
Gambar 6. IC AN7810
C. Perencanaan
Rangkaian alat
inverter
atau converter dc ke ac merupakan alat pengubah tegangan searah menjadi
tegangan bolak-balik serta dapat diatur besar frekuensinya. Dalam perencanaan rangkaian
ini input di ambil dari supplay tegangan 12 V DC. Untuk bagan umum pembutan
inverter dapat di lihat pada gambar 7.
D. Langkah
kerja
untuk
pengujian menggunakan instrument sebagai cara fisis untuk menentukan besarn
atau variable.
Gambar 7. Skema rangkaian inverter
Untuk
metode pengumpulan data adalah dengan pengukuran data yang di ambil pada proses
pengujian rangkain inverter.
1) Pengujian
dan pengukuran pada rangkain multivibrator
Mulltivibrator
menggunkan ic CD4047BC. Pada rangkaian multivibrator ini pengujian di lakukan dengan
cara mengaktifkan rangkaian dan memeriksa apakah rangkaian bekerja dengan baik
dengan hasil output gelombang kotak atau tidak.
2) Pengujian
dan pengukuran pada tegangan inverter
Pengujian
dan pengukuran tegangan berfungsi untuk mengetahui tegangan yang di hasilkan
oleh inverter tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan 2 kondisi yaitu
dengan beban dan tanpa beban.
TABEL 2
Komponen Inverter
3) Pengujian
dan pengukuran frekuensi
Perencanaan
frekuensi adalah 50-60 dalam Pengujian dan pengukuran frekuensi inverter
berfungs untuk mengetahui berapa besar frekuensi yang dapat dihasilkan oleh
inverter dan apakah sudah sesuai dengan yang di rencanakan.
4) Pengujian
dan pengukuran bentuk gelombang Keluaran
Dalam
pengujian dan pengukuran bentuk gelombang ini terbagi menjadi tiga sebagai
berikut :
· Bentuk
gelombang keluaran rangkaian multivibrator
· Bentuk
gelombang keluaran MOSFET IRZ44N
· Bentuk
gelombang output inverter
E. Instrumen
Alat Ukur
Alat
atau perangkat yang digunakan saat pengambilan data dalam suatu pengujian .
Alat pengambil data garis mendapat perlakuan cermat. Alat atau perangkat pengambil
data berupa alat-alat ukur yang terdiri atas :
1) Multimeter Analog
Merk
: SANWA
Batas
ukur tegangan AC : 750V
Batas
ukur tegangan DC :1000V
2) Multimeter
Digital
Merk
: HIOKI
Sensitivitas
: 50KΩ/V
Batas
ukur tegangan : 0,001mV – 1000V
Batas
ukur arus DC : 0,00uA – 10A
3) Oscilloscope
Merk
: LEADER
Batas
ukur frekuensi : 20MHz
F. Hasil
Pengujian
1) Cara
Pengukuran Tegangan pada IC Multivibrator dengan mengukur tegangan pada pin-pin
IC CD4047BCmenggunakan multimeter. Langkah-langkah pengukurannya sebagai
berikut:
· Menghubungkan
rangkaian pada sumber aki 12 volt.
· Menghubungkan
bagian negatif multimeter dengan ground dan bagian positif pada satu persatu
pin ICCD4047BC.
· Mengukur
tegangan yang keluar dari setiap pin IC menggunakan multimeter.
Data hasil pengukuran
ditunjukkan dalam Tabel III.
2) Pengukuran
Tegangan Keluaran Inverter Tanpa Beban Dan Berbeban
Untuk
pengukuran tanpa beban dapat dilihat pada gambar 8 .Pengukuran tegangan
keluaran inverter tanpa beban berfungsi untuk mengetahui tegangan keluaran yang
dihasilkan inverter saat tidak diberi beban. Pertama batas ukur di posisikan
pada AC Volts dengan range 250V. Setelah itu probe merah di sambungkan dengan
salah satu keluaran dari inverter, kemudian probe hitam juga di sambungkan
dengan salah satu keluaran lainnya dari inverter. Kemudian amati
Sedangkan
untuk dengan beban dapat dilihat pada gambar 9 pengujian dan pengukuran
tegangan keluaran inverter saat diberi beban bertujuan untuk mengetahui tegangan
inverter saat diberi beban dengan daya beban yang sudah ditentukan. Caranya
dengan menghubungkan multimeter yakni probe merah dan probe hitam ke
masingmasing output inverter yang telah di beri beban yakni kipas sebagai
simulasi dari Air Conditioner (AC). Lalu batas ukur di posisikan pada AC volts
dengan range 250V pada kondisi inverter on.
Untuk
Hasil pengujian tanpa beban disajikan pada Tabel IV. Tabel V menunjukan hasil pengujian
berbeban.
3) Pengukuran
Frekuensi
Pengukuran
frekuensi dapat di lihat pada gambar 7. Dengan menggunakan multi meter digital
kaki probe di hubungkan secara pararel pada output rangkaian inverter.
TABEL
3
Hasil
pengukuran tegagan pada tiap kaki IC CD4047BC
Gambar 8. Rangkaian kaki uji tana
beban
Hasil data dari pengukuran frekuensi sebesar 56,1 Hz
TABEL 4
Hasil pengukuran teganan tanpa beban
Gambar 9. Rangkain ketika di uji tegangan tanpa
beban
TABEL 5
Hasil pengukuran dengan beban
Gambar 10. Rangkain ketika di uji
keluaran frekuensi
4) Pengukuran bentuk gelombang pada rangkaian multivibrator
Hasil
pengukuran pada gambar 11. pengukuran gelombang menggunakan osiloscop dengan
probe di hubungkan pada output rangkaian sebelum masuk ke trasfomator.
Gambar 11. Gelombang Keluaran
rangkaian MUltivibrator
Keterangan:
Probe 1 probe
2
Volt/div:5volt volt/div:5v
Time/div: 5ms time/div:5ms
Dari
gambar 11 hasil gelombang maka dapat di cari nilai frekuensi melalui
perhitungan berikut:
F=1/t F=1/3,8 x 5ms =52 Hz
5)
Pengukuran
gelombang keluaran MOSFET IRZ44N
Pada pengukuran ini. Titik pengukuran diambil pada
kaki base Mosfet dan grond pada rangkaian. Untuk keluaran gelombang dapat di
lihat pada gambar 12
6) Pengukuran gelombang keluaran inverter
Pada
pengukuran ini. Titik pengukuran pada sisi sekunder trasfomator hasil gelombang
dapt di lihat pda gambar 13
Gambar 12. Output sinya Mosfet
Keterangan:
Probe 1 probe
2
Volt/div:1v volt/div:5ms
Time/div:5ms time/div:5ms
Gambar
13. Output sinyal inverter
Frekuensi
untuk gelombang gambar 13 adalah F= 1/ 3,8x5ms =52Hz
Untuk
tegangan = amplitude x Volt/div x pegkalian pada probe =5,5 x5 x 10 = 275v
G. Pembahasan
hasil akhir
Dari
hasil pengujian rangkaian inverter . hasil perhitungan secara teori dengan
pengujian cukup berbeda hal tersebut akibat toleransi dara rangkaian tersebut.
Tetapi perbandingan tersebut tidak terlalu jauh.berikut pembahasan untuk setiap
rangkaian inverter:
1) Rangkaian Multivibrator
Rangkaian
ini berfungsi untuk penyulut pada mosfet. Bentuk gelombang output pada
rangkaian ini berbentuk pulsa sehingga sesuai dengan yag diinginkan dan
rangkaian bekerja baik.
2) Tegangan
Keluaran inverter
Tegangan
pada pengujian output tegangan berbeda antara tanpa beban dan dengan beban pengujian
tersebut didapatkan tegangan sebesar 225,6v ketika tidak berbeban. Sementara
ketika diberi beban kipas, tegangan menjadi drop atau mengalami penurunan
menjadi 207,6v. Hal ini disebabkan karena penambahan daya beban dan rugi-rugi dari
transformator sehingga mengurangi besar arus yang dihasilkan.
3) Frekuensi
Untuk
frakuensi Pengujian dan pengukuran frekuensi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui nilai frekuensi yang dikeluarkan inverter. Dari data hasil
pengukuran didapatkan sebesar 56,1. Frekuensi tersebut sudah masuk kedalam
perencanaan pembuatan inverter di awal yakni 50-60Hz.
4) Bentuk
gelombang keluaran
Pada
pengujian bentuk gelombang yang dihasilkan pada bagian keluaran inverter
berbentuk kotak semi sinus. Hal ini menandakan bahwa proses pengubahan DC
menjadi AC berjalan dengan baik karena bentuk gelombang yang dihasilkan
berbentuk gelombang AC. Namun demikian, bentuk gelombang yang terbentuk tidak sempurna,
hal ini disebabkan karena bentuk gelombang rangkaian multivibrator berbentuk
gelombang AC yang tidak simetris.
A. Kesimpulan
1. Reangkaian
inverter ini meghasilkan tegangan output 225,1 VAC dan frekuensi 52,1 Hz dengan input 12VDC.
2. Inverter
ini tidak dapat di apikasikan pada air conditioner karena daya rangkaian
inverter ini 300 watt sedangkan untuk air conditioner 380 watt.
3. Tegangan
pada masing beban mengalami penurunan akibat penurunan pada sumber aki.
4. Hasil
perhitungan secara teori terhadap hasil pengujian terdapat perbedaan akiba
toleransi dari alat serta komponen yang di gunakan.
B. Saran
1. Untuk
meningkatan kapasitas daya output yang di hasilkan maka perlu ada penggantian
komponen dan trafo yang dapat di lewati arus besar serta aki yang dapat
megalirkan arus besar.
2. Untuk
mengurangi rugi maka perlu di tiadakan trafo step up.
3. Penentuan
rangkaian inverter harus sesuai dengan daya output yang diinginkan maka penting
dalam menganalisa rangkain sebelum digunakan.
Daftar
Pustaka
Syukron
,Ibnu.(2013).”Pembuatan Inverter Untuk Air Conditioner”. Universitas Neggeri
Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar