Selasa, 27 Januari 2015

Erosi

Pengertian Erosi
Pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi. Ada empat jenis erosi bila dilihat dari zat pelarutnya, yaitu sebagai berikut. 

a)             Ablasi
Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir. Air yang mengalir menimbulkan banyak gesekan terhadap tanah yang dilaluinya. Besarnya gesekan pada tanah dipengaruhi oleh besarnya air yang mengalir. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air semakin besar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan) lahan juga besar. Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungai dan gesekan antara benda benda padat yang terangkat air oleh tanah atau batuan di bawahnya dapat menyebabkan terjadinya pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras, dan air terjun.Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir dibagi dalam beberapa tingkatan, sesuai dengan tingkatan kerusakannya, yaitu sebagai berikut,
(1)   Erosi percik (Splash Erosion)
Erosi percik yaitu proses pengikisan yang terjadi oleh percikan air. Percikan tersebut berupa partikel tanah dalam jumlah yang kecil dan diendapkan di tempat lain.
(2)   Erosi lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar yaitu proses pengikisan tanah yang tebalnya sama atau merata dalam suatu permukaan tanah.
(3)   Erosi alur (Rill Erosion)
Erosi alur terjadi karena air yang mengalir berkumpul dalam suatu cekungan, sehingga di cekungan tersebut terjadi erosi tanah yang lebih besar. Alur-alur akibat erosi dapat dihilangkan dengan cara pengolahan tanah biasa.
(4)   Erosi parit (Gully Erosion)
Proses terjadinya erosi parit sama halnya dengan erosi alur, tetapi saluran-saluran yang terbentuk telah dalam, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

b)             Abrasi
Abrasi yaitu erosi yang disebabkan oleh air laut sebagai hasil dari erosi marine. Tinggi rendahnya erosi akibat air laut dipengaruhi oleh besar kecilnya kekuatan gelombang. Erosi oleh air laut merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yang diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggungan yang terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan di pantai. Pada awalnya, gelombang meretakan batuan di pantai, kemudian retakan semakin membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelombang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk cliff dan wave cut platform.

c)             Eksarasi
Eksarasi yaitu erosi yang disebabkan oleh hasil pengerjaan es. Jenis erosi ini hanya terjadi pada daerah yang memiliki musim salju atau di daerah pegunungan tinggi. Proses terjadinya erosi, diawali oleh turunnya salju di suatu lembah pada lereng atau perbukitan. Lama kelamaan salju tersebut akan menumpuk pada lembah, sehingga menjadi padat dan terbentuklah massa es yang berat. Berkat gaya gravitasi, massa es tersebut akan merayap menuruni lereng pegunungan atau perbukitan.

d)            Deflasi
Deflasi yaitu erosi yang disebabkan oleh tenaga angin. Pada awalnya angin hanya menerbangkan pasir dan debu, tetapi kedua benda tersebut dijadikan senjata untuk menghantam batuan yang lebih besar, sehingga akan mengikis batuan tersebut.

Penyebab Erosi 
Dalam usaha pencegahan erosi, tentu kita harus mendalami faktor pemicunya terlebih dahulu agar diperoleh metode pencegahan dengan hasil signifikan. Adapun penyebab erosi, antara lain sebagai berikut: 

1)      Iklim. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, erosi sebenarnya adalah perisitwa yang alamiah. Salah satu peristiwa alam yang memicu terjadinya pengikisan (tanah, bebatuan serta sedimen lainnya) adalah iklim, khususnya curah hujan. Erosifitas akan semakin meningkat seiring dengan tinginya intensitas laju hujan. Jadi, jangan heran jika di musim penghujan Anda sering mendengar berita erosi, utamanya di wilayah dengan kondisi tanah yang kurang baik.
2)      Tanah. Kondisi fitur alam yang satu ini ikut menentukan erosifitas. Tanah memiliki sifat yang mudah rusak. Kerusakannya bisa saja berupa menurunnya kemampuan menahan air, unsur hara juga bahan organik yang minim, kapasitas infiltrasi yang menurun, kepadatan yang meningkat, penetrasi tanah yang buruk juga struktur tanah yang kurang lengkap juga menjadi faktor pemicu terjadinya erosi.
3)      Tanaman penutup tanah. Absennya vegetasi dalam menjaga tanah merupakan pemicu terjadinya erosi yang hebat. Mengapa? Sebab kemampuan tanah menyimpan dan mengunci air juga dipengaruhi banyak oleh akar dari vegetasi tersebut. Selain itu, akar dari vegetasi terseut juga berperan sebagai pengunci tanah serta memperbaiki strukturnya oleh karena akar-akarnya yang menyebar. Jadi, ingin meminimalisir erosi? Rajinlah menanam pohon.
4)      Manusia. Tahukah Anda bahwa banyak aktifitas manusia yang menjadi penyebab erosi? Kegiatan tersebut secara umum mengeksploitasi lingkungan secara berlebihan sehingga ketika alam mulai melakukan siklus erosi alamiah, dampaknya menjadi sangat buruk bagi umat manusia. Adapun kegiatan yang dimaksud antara lain penambangan, pengerukan tanah, eksploitasi hutan serta kegiatan berorientasi ekonomi lainnya.
5)      Topografi. Laju erosi juga bisa diperparah oleh kondisi topofrafi suatu wilayah. Umumnya, erosifikasi sangat intens terjadi di wilayah dengan tingkat kemiringan yang landai. Misalnya saja di wilayah pegunungan. Terlebih jika tanah di gunung tersebut tidak dilindungi oleh vegetasi. Grafitasi serta air hujan akan membuat sedimen di wilayah itu mudah luluh lantak.

Dampak Erosi 

Erosi yang berlebihan tentu akan membahwa pengaruh buruk bagi ekosistem. Pakar membagi dua dampak erosi ini, antara lain: 

1)      Dampak erosi on site. Dampak yang satu ini merupakan gejala yang bisa kita jumpai dan lihat langsung di titik erosi yaitu penurunan produktifitas tanah sebab kondisi tanah pasca erosi memang kritis. Peristiwa erosi mempengaruhi kesuburan tanah sebab erosi menyebabkan pertikel dalam tanah hilang, struktur tanah rusak, daya tamping tanah menurun, tanah kehilangan unsur hara juga senyawa organiknya serta masih banyak lagi lainnya.
2)      Dampak off-site atau dampak luaran. Merupakan gejala pasca erosi yang bisa dijumpai di titik akhir material erosi terbawa. Bentuk dampak ini bermacam-macam, antara lain terjadinya pelumpuran serta pendangkalan waduk, terjadinya penimbunan lahan pertanian juga bangunan, kualitas air yang memburuk, serta ekosistem perairan yang merugi.
Pencegahan erosi
Erosi tidak dicegah secara sempurna karena merupakan proses alam. Pencegahan erosi merupakan usaha pengendalian terjadinya erosi yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan bencana. Ada banyak cara untuk mengendalikan erosi antara lain
1)      Pengolahan Tanah
Areal tanah yang diolah dengan baik dengan penanaman tanaman, penataan tanaman yang teratur akan mengurangi tingkat erosi.
2)      Pemasangan Tembok Batu Rangka Besi
Dengan membuat tembok batu dengan kerangka kawat besi di pinggir sungai dapat mengurangi erosi air sungai.
3)      Penghutanan Kembali
Yaitu mengembalikan suatu wilayah hutan pada kondisi semula dari keadaan yang sudah rusak di beberapa tempat, seperti yang terlihat pada gambar
4)      Penempatan batu Batu Kasar Sepanjang pinggir pantai
5)      Pembuatan Pemecah angin atau Gelombang
Pohon pohonan yang ditanam beberapa garis untuk mengurangi kekuatan angin.
6)      Pembuatan Teras Tanah Lereng
Teras tanah berfungsi untuk memperkuat daya tahan tanah terhadap gaya erosi.
Cara Menanggulangi Erosi
Menghijaukan kembali lahan-lahan kritis.
Lahan-lahan yang kritis atau lahan yang gundul ditanami dengan lanam-tanaman keras, seperti pohon mahoni, pohon angsana, pohon jati, pohon meranti dan lain-lain.
Untuk daerah-daerah yang miring, pengolahan lahan dilakukan dengan sistem sengkedan atau terassering. Pada setiap pematang yang ada di sawah sengkedan usahakan ditanami tanam-tanaman keras seperti pohon kelapa, turi, munggur dan lain-lain. Jenis tanaman keras seperti pohon kelapa disamping dapat dimanfaatkan kayu, buah dan daunnya; akar-akarnya juga berfungsi untuk menahan pematang dari bahaya longsor.
Untuk menghindari terjadinya erosi pada bibir pantai, maka pada bibir pantai hendaknya dihutankan dengan tanaman bakau (mangrove). Jenis tanaman lainnya yang dapat digunakan menghutankan bibir pantai merupakan pohon api-api. Hutan bakau atau api-api yang ada di daerah pantai disamping dapat mencegah terjadinya erosi pada bibir pantai juga bermanfaat bagi kehidupan beraneka satwa. Contohnya akar pohon bakau atau api-api yang malang melintang di bawah permukaan air sangat bermanfaat bagi perkembangbiakan berbagai jenis ikan.
Sedangkan dedaunan yang tumbuh rimbun pada bagian batang dan ranting-rantingnya sangat cocok untuk perkembangbiakan berbagai jenis burung, monyet, ular pohon dan lain-lain.
Pada daerah – daerah pantai yang tebingnya curam, maka di depan bibir pantai dapat dibuat bangunan-bangunan pemecah ombak. Dengan adanya bangunan pemecah ombak, maka ombak yang datang menuju pantai dipecah terlebih dahulu oleh bangunan tersebut. Dengan demikian kekuatan ombak yang akan menerpa dinding pantai menjadi lemah. Dengan demikian bibir pantai dapat dilindungi dari bahaya erosi akibat hantaman gelombang pasang air laut.
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi. Tindakan-tindakan tersebut antara lain :
  1. Menanami dengan tanaman penutup pada bukit-bukit yang gundul.
  2. Pada tebing-lebing yang miring atau curam ditanami dengan tanam-tanaman keras.
  3. Menghutankan sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan tanam-tanaman keras.
  4. Pengolahan lahan pertanian di lereng-lereng gunung dan daerah-daerah miring dilakukan sccaia sengkedan
  5. Menghutankan daerah pantai dengan tanaman bakau atau api-api.
  6. Membangun bangunan-bangunan pemecah ombak pada pantai-pantai yang bertebing curam.

Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar