Selasa, 20 Januari 2015

Komet

Komet merupakan salah satu anggota dari keluarga tata surya kita .Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk lonjong atau parabolis atau hiperbolis.Komet berasal dari bahasa Yunani, yang artinya rambut panjang. Komet terdiri dari kumpulan debu dan gas yang membeku pada saat berada jauh dari matahari. Ketika mendekati matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor.

Komet mengelilingi matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya. Komet merupakan gas pijar dengan garis edar yang berbeda-beda. Panjang komet dapat mencapai jutaan km. Beberapa komet menempuh jarak lebih jauh di luar angkasa daripada planet. Komet membutuhkan ribuan tahun untuk menyelesaikan satu kali mengorbit matahari.

Asal Usul Komet
Komet berasal dari awan Oort yang terletak di sisi luar sistem tata surya. Awan Oort berisi triliunan komet. Seiring berjalannya waktu, komet-komet berpisah dari awan dan terlempar ke matahari. Inti komet terletak di pusat, terbuat dari gas serta debu batuan dan merupakan benda padat yang stabil. Pada saat komet mendekati matahari, sebagian materi tersebut terlontar dari kerak inti komet.

Nukleus
Miliaran komet mungkin mengorbit jauh di pinggir terluar tata surya sana, namun kita tidak dapat melihatnya dari bumi. Mereka bersinar di langit hanya saat mereka bergerak di dekat Matahari. Penjelasan yang paling diterima luas mengenai komet adalah model bola salju kotor, yang diajukan oleh astronom AS, Fred Whipple tahun 1950.
Saat sebuah komet berada di bagian jauh tata surya, ia hanya terdiri dari nukelus. Tanpa ekor dan tanpa coma. Bentuk dan permukaannya tidak beraturan. Nukleus tersusun sebagian besar oleh air beku dan gas beku lainnya (salju) yang bercampur dengan padatan logam atau batuan (kotor). Kepadatannya sangat rendah begitu juga gravitasi permukaannya.
Citra dari pesawat ruang angkasa menunjukkan kalau nukleus bekunya berwarna hitam gelap dan berotasi. Ketidakteraturan permukaan mencakup retakan, bukaan dan kawah.
Nukleus menjadi aktif saat ia maju ke tata surya dalam. Jet debu dan gas, terutama tersusun dari uap air, menyembur dari celah permukaan kapanpun nukleus menghadap ke Matahari. Banyak perlintasan sebuah komet mengelilingi Matahari membuang gas ringan sehingga yang tersisa sebagian besar di permukaan adalah lapisan debu isolasi hitam arang.
Gas yang terdeteksi lepas dari nukleus terdiri dari 80 persen volume uap air dengan sisa senyawa lain seperti karbon dioksida, karbon monoksida, amonia dan metana. Beberapa butiran debu tampaknya tersusun dari silikat sementara yang lain hanyalah debu yang memuat unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Jenis es, debu dan gas ini terbentuk pada suhu yang rendah.
Sebagian butiran debu yang baru saja dikumpulkan memuat mineral yang terbentuk pada suhu tinggi. Mereka pastinya terbentuk saat dekat dengan matahari. Bagaimana partikel yang berasal dari lingkungan yang berbeda ini bisa berkumpul di komet yang jauh dari matahari masih berupa misteri.
Para ilmuan terkesan ketika menemukan adanya molekul organik kompleks dalam materi yang mereka kumpulkan dari komet, yang mungkin dapat memiliki makna penting bagi asal usul kehidupan di Bumi.

Coma
Saat nukleus komet memasuki tata surya dalam sekitar beberapa ratus juta kilometer dari Matahari, ia mengalami pemanasan. Gas menyublim dan lepas ke antariksa bersama debu dari permukaannya. Gravitasi komet terlalu lemah untuk menahan lepasnya gas dan debu. Mereka menyebar ke sekitar nukleus sejauh ribuan kilometer dan membentuk coma.
Komet bersinar karena gas ini berpendar dan debu memantulkan sinar matahari. Astronom menggunakan teleskop besar untuk mencitrakan sekitar 25 coma per tahun.

Ekor
Saat sebuah komet berada di dekat Matahari, ia dapat memunculkan ekor gas dan debu yang dilepaskan dari nukleus.
Radiasi ultraviolet merobek gas menjadi radikal (pecahan molekul) bebas dan ion. Ion berinteraksi dengan partikel bermuatan yang disemburkan oleh Matahari lewat angin surya. Ion ini pada akhirnya menyapu jutaan kilometer lurus membentuk ekor gas atau ion.
Tekanan radiasi, atau hantaman sinar matahari yang kuat, mendorong partikel debu keluar. Komet terus bergerak dan ekor debunya melengkung di belakangnya. Ekor komet begitu tipis sehingga anda hanya dapat melihatnya dengan latar belakang bintang.
Molekul dan atom netral terus mengembang keluar hingga mereka terionisasi. Atom yang paling umum, hidrogen, membentuk awan hidrogen besar. Awan hidrogen yang mengelilingi nukleus komet Halley tahun 1986 tumbuh hingga diameter ratusan ribu kilometer.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar